Senin, 04 Februari 2013

Konsep Dasar Perkembangan




A.      Istilah Perubahan, Pertumbuhan, Kematangan, Perkembangan dan Belajar
1.        Pengertian Perubahan
Perubahan yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru. Menurut Selo soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Menurut Kurt Lewin, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap organisasi, individu, atau kelompok. Lewin memfokuskan pada pernyataan “mengapa”, yaitu mengapa individu-individu, kelompok atau organisasi berubah. Berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan keengganan (resistances) untuk berubah.
Lewin (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus dilaksanakan oleh seseorang dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu:
1.      Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
2.      Perubahan harus secara bertahap.
3.      Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau mendadak.
4.      Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan.
2.        Pengertian Pertumbuhan
§  Pertumbuhan pada umumnya dibatasi pada perubahan-perubahan structural dan fisiologis (kejasmanian) di dalam pembentukan seseorang secara jasmaniah dari saat masih berbentuk konseptual (janin) melalui periode-periode prenatal (dalam kandungan) dan pos natal (setelah lahir) sampai kedewasaannya (L.Crow & A. Crow dalam Abd. Abror,1989).
§  Pertumbuhan adalah proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu (E. Usman Efendi & Juhaya, S. Praja, 1985)
§  Pertumbuhan adalah proses perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik (Lefrancois, 1975, dalam Abin Syamsudin, 1996).
§  Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu (H. Sunarto dan Ny.B Agung Hartono, 1995).
3.        Pengertian Kematangan
o  Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ-organ, suatu organ dalam diri makluk hidup dikatakan telah matang, jika telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing (Ngalim P. 1984).
o  Kematangan ialah suatu fase yang merupakan kulminasi pertumbuhan atau perkembangan dimana aspek-aspek jasmani mapun mental sudah berfungsi sebagaimana mestinya (Moh Surya, 1996).
o  Borign Langefeld dan Weld (dalam Usman Effendi dan Juhana, S. Praja) menggunakan pengertian “kematangan” untuk pertumbuhan dan untuk perkembangan. Yaitu diterapkan baik sebelum tingkah laku yang tidak dipelajari itu terjadi, maupun sebelum terjadinya proses belajar dan pada tingkah laku yang khusus.
4.        Pengertian Perkembangan
o  Perkembangan (development) adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup (Santrock, 2007).
o  Perkembangan (development) adalah peningkatan kemampuan dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks (Heru.S, 2009).
o  Perkembangan ialah pola gerakan atau perubahan yang berlangsung sepanjang semasa hidup, dan dipengaruhi oleh proses-proses biologis, kognitif, dan sosialemosional yang saling mempengaruhi (Santrock, 2002).
o  Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola yang konsisten dan kronologis (Potter & Perry, 2005).
5.        Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.



B.       Teori-teori Perkembangan
1.        Teori Perkembangan Kognitif
Dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize.
2.        Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Periode
Usia
Deskripsi Perkembangan
1.Sensorimotor


0-2 tahun

Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek. Skema-skema baru berbentuk reflek-reflek sederhana,seperti menggenggam / menghisap.
2.Praoperasional

2-6 tahun

Anak mulai menggunakan sim
bol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif.
Symbol-simbol itu seperti: kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).
3.Operasi konkret

6-11 tahun

Anak dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
4.Operasi Formal

11 tahun sampai dewasa

Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (remaja) sudah dapat
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, todak hanya dengan objek-objek konkrit. Remaja sudah dapat berfikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternative yang ada.


C.    Ciri-ciri Perkembangan
ü Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi).
ü Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas).
ü Lenyapnya tanda-tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif).
ü Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).
Referensi

o    Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta
o    Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual differences. 3rd ed. Bellmont, CA : Wadsworth
o    Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. New York: Worth Publishers.
o    Notoatmojo, S. 2005. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta
o    Potter  & Perry, 2005. Perkembangan Anak. EGC: Jakarta
o    Piaget, J. (1954). "The construction of reality in the child". New York: Basic Books.
o    Piaget, J. (1977). The Essential Piaget. ed by Howard E. Gruber and J. Jacques Voneche Gruber, New York: Basic Books.
o    Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol. 1. New York: Wiley.
o    Piaget, J. (1995). Sociological Studies. London: Routledge.
o    Piaget, J. (2000). "Commentary on Vygotsky". New Ideas in Psychology, 18, 241–259.
o    Piaget, J. (2001). Studies in Reflecting Abstraction. Hove, UK: Psychology Press.
o    Santoso, Heru. 2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening Test.        EGC: Jakarta.
o    Seifer, Calvin "Educational Psychology"
o    Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.