A. Istilah Perubahan, Pertumbuhan, Kematangan,
Perkembangan dan Belajar
1.
Pengertian
Perubahan
Perubahan yaitu suatu
usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan
adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal
untuk mencapai sasaran baru. Menurut Selo soemardjan menjelaskan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial,
termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Menurut Kurt Lewin,
perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap organisasi, individu,
atau kelompok. Lewin memfokuskan pada pernyataan “mengapa”, yaitu mengapa
individu-individu, kelompok atau organisasi berubah. Berkesimpulan bahwa
kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan keengganan
(resistances) untuk berubah.
Lewin (1951) mengidentifikasi
beberapa hal dan alasan yang harus dilaksanakan oleh seseorang dalam merencanakan
suatu perubahan, yaitu:
1.
Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang
baik.
2.
Perubahan harus secara bertahap.
3.
Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara
drastis atau mendadak.
4.
Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan
dalam perencanaan perubahan.
2.
Pengertian Pertumbuhan
§ Pertumbuhan
pada umumnya dibatasi pada perubahan-perubahan structural dan fisiologis
(kejasmanian) di dalam pembentukan seseorang secara jasmaniah dari saat masih
berbentuk konseptual (janin) melalui periode-periode prenatal (dalam kandungan)
dan pos natal (setelah lahir) sampai kedewasaannya (L.Crow & A. Crow dalam
Abd. Abror,1989).
§ Pertumbuhan
adalah proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu
(E. Usman Efendi & Juhaya, S. Praja, 1985)
§ Pertumbuhan
adalah proses perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau
fisik (Lefrancois, 1975, dalam Abin Syamsudin, 1996).
§ Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam
perjalanan waktu tertentu (H. Sunarto dan Ny.B Agung Hartono, 1995).
3.
Pengertian
Kematangan
o
Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan
organ-organ, suatu organ dalam diri makluk hidup dikatakan telah matang, jika
telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing (Ngalim P.
1984).
o
Kematangan ialah suatu fase yang merupakan kulminasi
pertumbuhan atau perkembangan dimana aspek-aspek jasmani mapun mental sudah berfungsi
sebagaimana mestinya (Moh Surya, 1996).
o
Borign Langefeld dan Weld (dalam Usman Effendi dan
Juhana, S. Praja) menggunakan pengertian “kematangan” untuk pertumbuhan dan
untuk perkembangan. Yaitu diterapkan baik sebelum tingkah laku yang tidak
dipelajari itu terjadi, maupun sebelum terjadinya proses belajar dan pada
tingkah laku yang khusus.
4.
Pengertian Perkembangan
o Perkembangan (development) adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup (Santrock, 2007).
o Perkembangan (development) adalah peningkatan kemampuan dalam hal struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks (Heru.S, 2009).
o Perkembangan ialah pola gerakan atau perubahan yang berlangsung sepanjang
semasa hidup, dan dipengaruhi oleh proses-proses biologis, kognitif, dan
sosialemosional yang saling mempengaruhi (Santrock, 2002).
o Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu
yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola yang konsisten dan
kronologis (Potter & Perry, 2005).
5.
Belajar
Belajar adalah suatu
aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil
yang optimal. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa
yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
B.
Teori-teori
Perkembangan
1.
Teori Perkembangan Kognitif
Dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup
tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak
konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan
konsep kecerdasan,
yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan
dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang
bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi
secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme
yang berarti, tidak seperti teori nativisme
(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan
kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi
dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize.
2.
Tahapan
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
C. Ciri-ciri Perkembangan
ü Terjadinya
perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-organ tubuh) dan
aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi).
ü Terjadinya
perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan
fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas).
ü Lenyapnya tanda-tanda
yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak)
seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan
perilaku impulsif).
ü Diperolehnya
tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks
pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan,
moral, interaksi dengan lawan jenis).
Referensi
o
Alimul,
Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika:
Jakarta
o
Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking:
Developmental Function and individual differences. 3rd ed. Bellmont,
CA : Wadsworth
o
Cole, M, et al. (2005). The Development of Children.
New York: Worth Publishers.
o
Notoatmojo,
S. 2005. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta
o
Potter
& Perry, 2005. Perkembangan Anak. EGC: Jakarta
o
Piaget, J. (1954). "The construction of reality
in the child". New York: Basic Books.
o
Piaget, J. (1977). The Essential Piaget. ed by
Howard E. Gruber and J. Jacques Voneche Gruber, New York: Basic Books.
o
Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P.
Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol. 1. New
York: Wiley.
o
Piaget, J. (1995). Sociological Studies.
London: Routledge.
o
Piaget, J. (2000). "Commentary on Vygotsky".
New Ideas in Psychology, 18,
241–259.
o
Piaget, J. (2001). Studies in Reflecting
Abstraction. Hove, UK: Psychology Press.
o
Santoso,
Heru. 2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening Test.
EGC: Jakarta.
o
Seifer, Calvin "Educational Psychology"
o
Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan
anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar